Tulisan ini hanya untuk mempertegas metode prediksi dengan polynomial trend yang dibahas dalam 3 tulisan berseri beberapa waktu lalu tentang skenario 8 Juli terutama bagian terakhir yang analisisnya berdasarkan simulasi hasil survei dari 5 sigi PUSKAPTIS dan 6 sigi LSI (Lembaga Survei Indonesia). Simulasi yang ditampilkan ketika itu merupakan prediksi dengan bacaan konservatif dengan tren pesimis bagi SBY, dan optimis bagi MEGA dan JK, sebaliknya karena keterbatasan ruang sehingga grafik prediksi dengan tren optimis bagia ketiga capres tidak tersajikan seperti gambar berikut:
Berdasarkan grafik di atas maka dapat diuji dengan bacaan quick count yang mudah-mudahan segera dapat dibaca 100% feeding datanya secara lengkap pada sore atau malam ini. Dari grafik ini diperoleh hasil simulasi trend dari optimis ke pesimis sebagai berikut:
- SBY : 55% - 61%
- MEGA: 17% - 23%
- JK: 11% -17%
Garis tengah untuk masing-masing pasangan capres diatas merupakan nilai konservatif dari hasil survey.
Sebagai penutup, hanya ingin menjelaskan bahwa jika survei dilakukan berkala maka trend ke depan pada waktu tertentu dapat dilakukan prediksi dengan menggunakan polynomial trend yang memberikan hasil yang akan lebih baikdari pada linear trend atau moving average yang umumnya dgunakan oleh banyak pihak dalam peramalan data historikal.
Beberapa tahun lampau teringat kembali ketika menguji mahasiswa yang menggunakan peramalan dengan menggunakan trend linier dalam memprediksi progress dari suatu program atau proyek pekerjaan yang menggunakan kurva S, untuk mengetahui penyimpangan waktu dan biaya dan jika disimulasikan dengan model polynom ini hasilnya akan lebih mendekati harapan dan kenyataan.
Salam Blogger Kompasiana, Sapri Pamulu
Tulisan ini sejatinya dapat dibaca juga di http://public.kompasiana.com/?p=29548
No comments:
Post a Comment