Tuesday, July 21, 2009

Adakah Bom Mega Kuningan di KPU, 22-24 Juli 2009 besok?

Adakah Bom Mega Kuningan di KPU, 22-24 Juli 2009 besok?
Oleh Sapri Pamulu - 21 Juli 2009 - Dibaca 4721 Kali -

Jika tidak ada aral melintang maka Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan menggelar rekapitulasi secara manual tingkat nasional (rekapitulasi nasional) di Gedung KPU 22 hingga 24 Juli 2009. Meski demikian, hasil rekapitulasi nasional ini belumlah final, karena kubu Capres yang keberatan masih diberi waktu untuk mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK) dalam tempo waktu 3 x 24 jam untuk menuntas perselisihan perolehan hasil berdasarkan keputusan final KPU final yang akan menetapkan presiden dan wapres terpilih.

Sejauh ini, progress atau kemajuan perhitungan suara secara elektronik di situs KPU “Tabulasi Nasional 2009″ baru mencatat sekitar 40% dari jumlah total DPT, dan jika disimulasikan dengan proyeksi jumlah golput maka progrss sudah mencapai 56% sebagaimana tabel berikut:

Progress Tabulasi KPU

Berdasarkan perolehan suara sementara dari tabulasi di atas maka pasangan Mega-Prabowo memperoleh 27,67%, pasangan SBY-Boediono 61,7% dan pasangan JK-Wiranto 10,63%. Bila ditelaah perolehan suara sementara untuk masing-masing pasangan dengan membandingkan hasil quick count LP3ES dan hasil sementara KPU maka diperoleh data proyeksi dan tabulasi seperti berikut:

Perbandingan LP3ES-KPU

Dari tabel proyeksi dan tabulasi sementara di atas maka tampak bahwa komposisi hasil masih selaras dengan simpangan yang tidak berbeda banyak, dan akan menuju kepada pengesahan SBY-Boediono sebagai pemenang pilpres dalam 1 putaran saja. Olehnya itu jika tidak ada bom suara untuk Mega dan Kuningan (JK) pada tanggal 22-24 Juli mendatang maka skenario yang telah beredar di khalayak umum akan menjadi kenyataan. Untuk memungkinkan terjadinya pilpres dalam 2 putaran maka kubu Mega-Prabowo membutuhkan bom suara yang “low explosive” saja, sedangkan JK membutuhkan bom suara yang berdaya ledak sangat besar untuk meluluhlantakkan perolehan suara SBY yang diproyeksi oleh lembaga-lembaga survey akan menembus 60% dengan sebaran suara minimal 20% di 17 provinsi itu.

Jika bom Mega Kuningan tidak dapat meledakkan tabulasi KPU pada tanggal 22-24 Juli, maka hanya ada peluang untuk membom Mahkamah Konstitusi pada 25-27 Juli sebagai satu-satunya benteng terakhir yang tersisa. Setelah waktu-waktu kritis ini terlewati, maka Tim Gegana perlu turun tangan untuk dapat menjinakkan bom (jika masih ada) sehingga kekacauan tidak perlu terjadi lagi.

Arsip Link di Kompasiana

Tags: , , , , , ,

Share on Facebook
2 tanggapan untuk “Adakah Bom Mega Kuningan di KPU, 22-24 Juli 2009 besok?”
  1. G,
    — 21 Juli 2009 jam 8:24 am

    Mas, justru org pintar dan ahli strategi tidak akan langsung menembak “sasaran” yg terlalu obvious kale.. Mungkin justru dibuat seolah-olah supaya seakan-akan, nah… itu baru org pintar namanya, lempar batu sembunyi tangan, jadi ketika “ditegur” bisa pura2 cuek siul2 *jadi membayangkan adegan kartun* atau ngamuk2 menyangkal.. padahal tangan masih berasap.. *jadi ngebayangin adegan kartun lagi*

    Bagaimana kalau begitu? Soalnya kita masih dalam ranah everything is possible kan?


  2. ambodalle,
    — 21 Juli 2009 jam 8:35 am

    Menurut Pidato President pada hari kejadian bahwa analisa sementara dari Badan Inteligent dan Polri bahwa bom yang terjadi berkaitan dengan hasil pemilu 8 Juli lalu dengan beberapa bukti yang ditampilkan bapk.sby pada saat pidato presiden. Jika hal ini memang benar berkaitan dengan hasil pemilu, bangsa ini tidak akan pernah berhasil menciptakan demokrasi seperti yang dicetuskan oleh Bpk.BJ.Habibie. Seharusnya semua pihak dapat menerima kenyataan ini dengan hati ikhlas. Kalau kita hubungkan dengan hasil pemilu, apakah sudah selesai dengan mem-bom hotel rizt carlton dan jw mariot. Malah yang menjadi korban adalah rakyat yang tidak bersalah dan tidak tahu apa-apa. Dan kalau pun Kantor KPU di bom tidak akan bisa menggagalkan KPU untuk mengumumkan hasil pilpres lalu karena toh tabulasi tiap propinsi ada di propinsi masing-masing. Mudah-mudahan bom seperti ini tidak terjadi lagi sehingga tidak menimbulkan traumatik terhadap seluruh masyarakat indonesia.


No comments:

Post a Comment