- Sulsel: Apakah anda berbatik hari ini??
- Oleh Sapri Pamulu - 2 Oktober 2009 - Dibaca XYZ Kali -
-
Sebagaimana ditetapkan UNESCO (Educational, Scientific and Cultural Organisation ) pada hari ini, bahwa batik sebagai warisan budaya dunia yang berasal dari budaya Indonesia. Batik Indonesia ini menyusul Keris dan Wayang Orang yang telah diakui pada tahun 2008 lalu. Daftar warisan selengkapnya dapat ditelusuri pada situs Intangible Cultural Heritage - UNESCO. Dari dokumen nominasi batik ini disebutkan bahwa budaya batik terdapat di 23 dari 33 provinsi di Indonesia, antara lain Aceh, Riau, Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Maluku dan Papua.
-
Dari 23 provinsi tersebut disebut 9 propinsi yang telah memiliki budaya batik sejak dahulu kala, yaitu Jambi, Sumsel, Banten, Jakarta, Jabar, Jateng, Jogya, Jatim, dan Sulsel. Uniknya, diantara kesembilan provinsi ini, Sulsel (Sulawesi Selatan) justru merupakan satu-satunya provinsi di mana masyarakat tidak menggunakan batik sebagai pakaian sehari-hari, seperti delapan provinsi lainnya. Olehnya itu tulisan ini dimaksudkan untuk menggugah himbauan untuk berbatik sesuai dengan tradisi budaya yang telah lama diwariskan, bukan sekadar memperingati hari Batik pada hari ini menyusul penetapan UNESCO.
Menyimak catatan sejarah batik dalam dokumen tersebut umumnya merujuk kepada budaya tradisional Jawa , tentu saja menarik untuk mencoba melihat sejarah batik di Sulsel yang menurut ulasan di Kompas: Batik, menuju pengakuan dunia, bahwa Cikal bakal batik dapat ditelusuri dari kain simbut dari Banten dan kain ma’a dari Toraja di Sulawesi Selatan yang memakai bubur nasi sebagai perintang warna. Oleh karena posisi geografis Toraja terisolasi di pegunungan, maka para ahli menduga kemungkinan besar batik itu asli dari sana, tidak dipengaruhi India sebagaimana sejarah batik Jawa yang ditengarai dikenalkan pada jaman Raja Lembu Amiluhur (Jenggala), sehingga batik Toraja ini memunculkan teori boleh jadi Indonesia juga melahirkan batik pertama.
Menurut TT Soerjanto, kurator pada Museum Batik Kuno Danar Hadi (Solo) dan juga mantan Kepala Balai Pengembangan Batik di Yogyakarta bahwa produk kain yang mengalami proses celup rintang ini dikenal sejak abad V di Tanah Pasundan dan Tana Toraja. Setelah menyusuri database ilmiah Pro-Quest, dapatkan satu thesis master yang disubmitted di California State University, oleh Trish Hodge (1999) yg mengurai ringkas sejarah batik (hal 13-19). Mengutip Heringa (1996), konon batik ini diperkenalkan oleh orang India, pada saat Raja Lembu Amiluhur menikahkan putranya dengan putri India, sekitar tahun 700. Dalam bagian lainnya, disebut kalau batik dalam bentuk yang lebih primitif justru sudah dimiliki oleh orang Toraja (Tana Toraja, Sulawesi Selatan). Kata “batik” sendiri baru secara tertulis ditemukan pada tahun 1641 dalam dokumen pengiriman barang dari Batavia (Jakarta) ke Bengkulu, sedangkan menurut pakar batik Belanda, Rouffaer (1914), referensi pertama tentang batik ini merujuk ke tahun 1520 (Gittinger, 1985)
Sungguh dapat disayangkan bahwa budaya batik di Sulawesi Selatan justru tidak berkembang seperti beberapa provinsi lainnya yang telah lama mewarisi tradisi ini.
Jadi untuk Sulsel, sudahkah anda berbatik pada hari ini?
Tags: batik, jawa, toraja, unesco
Share on Twitter
Thursday, October 1, 2009
Sulsel: Apakah anda berbatik hari ini??
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment