Wednesday, August 12, 2009

Intelijen: “Noordin M Top”, itu rekayasa polisi?? (bagian 2)

Intelijen: “Noordin M Top”, itu rekayasa polisi?? (bagian 2)
Oleh Sapri Pamulu - 13 Augustus 2009 - Dibaca 1767 Kali -

Dalam tulisan lalu (09/08/09), Intelijen: Bukan “Noordin M Top” yang tewas, itu rekayasa, disampaikan hasil analisis dari para pengamat intelijen, Jika menelisik ulang ulasan-ulasan yang ada dari pengamat intelijen, setidaknya terdapat 3 (tiga) analisis yang berujung pada kesimpulan yang sama bahwa yang tewas itu bukanlah Noordin M Top, tapi orang lain dalam jaringannya. Dan analisis ini memang terbukti benar, sebagaimana yang dipermaklumkan oleh POLRI bahwa yang tewas dalam operasi penggerbekan di Temanggung itu adalah Ibrohim alias Boim. Kepala Desk Antiteror Kementerian Politik Hukum dan Keamanan Inspektur Jenderal (Purn) Ansyad Mbay mengatakan tidak ada gunanya membicarakan soal yang tewas di Temanggung, karena menurutnya, Ibrohim lebih berbahaya dari Noordin. Ibrohim uga siap menjadi eksekutor bom bunuh diri dengan sasaran Presiden SBY.

Pada bagian ini, dimaksudkan untuk melanjutkan pandangan Al Chaidar yang menarik itu, dengan membandingkannya dengan pengamat intelijen lainnya, dalam hal teori konspirasi atau rekayasa persekongkolan. Setidaknya ini bisa menjadi sisi lain dari kekusutan pikiran kita yang selalu mencoba memecahkan teka-teki “Noordin M Top”. Ibarat bermain puzzle, mari kita menghubung-hubungkan beberapa bagian cerita atau pendapat yang terserak untuk menjadikannya mendekati utuh. Hints dari puzzle ini berangkat dari thesis Al Chaidar yang menduga operasi terhadap Noordin ini merupakan operasi rekayasa (by design) dari POLRI.

Mark Parisi (C)

Pertama, AC Manulang, pengamat intelijen, Mantan Direktur BAKIN. Menurut AC Manulang, Nor din M Top bisa jadi masih berada di Jakarta, dan sebenarnya tidaksulit menangkap Noordin jika polisi sudah mempunyai data-data yang akurat. Justru polisi sudah terjebak dalam teori penyesatan Intelijen, sejak operasi Temanggung. Alasannya, tidang masuk akal jika buronan sembilan tahun, sekelas Noorsin bersembunyi di tengah ladang, harusnya pasti memilih di kota-kota besar, seperti Jakarta. Jadi, informasi yang diperoleh polisi adalah merupakan skenario teroris yang sengaja direkayasa oleh kontraktor intelijen asing untuk penyesatan. Ini terbukti informasi yang diterima polisi dari Aris dan Indra yang ditangkap di Temanggung sengaja memberikan tahu bahwa Noordin ada di rumah di Beji. Dalam kasus ini, Manulang mengkonfirmasikan bahwa ada tangan intelijen asing yang menggerakkan, jadi Noordin hanya
dipakai oleh kekuatan asing. Manulang juga berpendapat bahwa skenario presdien SBY sebagai sasaran hanya akan merupakan bahan bebrgai pihak di luar negeri. Teorinya hanya orang dekat (dalam) yang bisa membunuh seorang presiden.

Kedua, Umar Abduh, pengamat intelijen, mantan teroris NII - Woyla, yang juga dikenal menulis dan menyunting beberapa buku terutama “Konspirasi intelijen & gerakan Islam radikal“. Menurut Umar, Noordin sebenanrnya sudah ditangkap tangan di Jawa Timur pada bulan Februari lalu, tetapi dilepas lagi. Konon katanya jangan dulu dikerangkeng oleh salah seorang jenderal yang berkompeten, yang bukan kapolri atau wakapolri, sosok yang berurusan dengan teroris. Jadi dalam pandangan Umar, Noordin itu sebenarnya memang sudah kompakan dengan polisi. Senada dengan AL Chaidar, Umar juga berpandangan bahwa penggerebekan Temanggung itu cuman sandiwara belaka.

Konsisten dengan analisis sebelumnya, tentang pelaku pengeboman Ritz Carlton - JW Marriot, Umar memaparkan sejumlah keanehan. Pertama, setiap terjadi peledakan bom maka aparat epolisian langsung selalu saja menyebut nama Noordin M Top. Padahal katanya, seluruh teroris alumni Afganistan mahir merakit bom. Peran Noordin hanyalah sebagai penentu akhir siapa yang layak melakukan eksekusi. Keanehan kedua, aparat kepolisian juga selalu gagall menangkap Noordin . Dikejar setelah lari kabur sehingga menimbulkan pertanyaan, ini ada apa?” Ketiga, pasca peledakan bom, Presiden SBY malah tampil memerankan dirinya sebagai juru bicara Kapolri. Umar menduga ada orang-orang di sekeliling presiden yang memberikan informasi di luar prosedur sehingga presiden tak fokus ke bom tapi lebih ke aspek politisnya. dan SBY menjadi kerepotan sendiri menghadapi penilaian publik atas pidatonya itu. Ringkasnya, Umar berpendapat bahwa ini proyek terorisme, bukan proyek untuk mengatasi terorisme. Konon ada selorohan bahwa ada kelompok teroris yang keluar masuk di Pejaten (BIN)

Noordin M Top

Jika merangkum analisis kedua pengamat di atas, tampak “proyek Noordin” ini merupakan proyek konspirasi. Menurut Manulang, konspirasi elemen intelijen asing yang menyesatkan POLRI, sedangkan versi Umar Abduh, justru proyek kongkalikong POLRI dan BIN. Wallahu a’lam bisshawab

Btw, menurut anda bagaimana??

Tags: , , , , , , , ,

Share on Facebook
17 tanggapan untuk “Intelijen: “Noordin M Top” Itu Rekayasa Polisi?? (bagian 2)”

No comments:

Post a Comment